Sabtu, 26 November 2011

Klinik tanaman IPB layani diagnosa penyakit

Bogor (ANTARA News) - Direktur Klinik Tanaman Institut Pertanian Bogor Dr Suryo Wiyono menyatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya melayani masyarakat dalam mendiagnosa penyakit serta memecahkan masalah-masalah di bidang pertanian.

"Departemen Klinik Tanaman IPB berperan aktif menganalisa dan mendiagnosa penyakit tanaman serta melayani masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah di bidang pertanian. Khususnya dalam menghadapi perubahan iklim yang sangat ekstrem," katanya melalui keterangan tertulis Humas IPB di Bogor, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa Departemen Klinik Tanaman IPB berdiri pada tahun 1979, dan hingga sekarang, terus melakukan penelitian dan kajian terhadap bidang pertanian, yang terkait tanaman.

Mengenai kiat-kiat menghadapi pengaruh datangnya musim hujan yang cenderung bercurah tinggi di Bogor, dalam sebuah acara dialog radio, Suryo Wiyono menyebutkan bahwa ada tiga jenis hama utama tanaman padi, yaitu penggerek batang, wereng coklat dan kresek.

Sedangkan pada sayuran, penyakit yang menyerang cenderung berjenis virus. Contohnya virus yang menyerang tanaman kacang panjang yaitu virus daun kuning, di mana tanaman jadi menguning tapi tampak segar dan kemudian cenderung membusuk.

Sementara pada buah-buahan, penyakit yang menyerang kebanyakan berjenis cendawan. Contohnya, penyakit pada pepaya yang menyebabkan tanaman membusuk.

Menurut dia, tanaman juga mahluk hidup, sehingga membutuhkan perlakuan sebagaimana manusia.

"Bila ketahanan atau imunnya kuat, maka tanaman pun menjadi kuat. Demikian pula apabila kesehatan lingkungannya dijaga atau dipelihara dengan baik, maka tanaman pun menjadi baik dan sehat," katanya.

Ketika ditanya mengenai penanganan penyakit pada tanaman talas yang mengakibatkan pembusukan, ia menjelaskan bahwa untuk mengatasi penyakit tersebut perlu pelancaran drainase, dan menanam talas secara selang seling (rotasi tanaman).

"Jangan terus-terusan ditanam talas. Pupuk kandangnya jangan menggunakan yang baru, tetapi harus yang sudah matang atau sudah disimpan berhari-hari," katanya.

Ia juga mengemukakan bahwa antisipasi hama penyakit janganlah selalu mengandalkan pupuk kimia yang tidak hanya dapat merugikan tanaman itu sendiri, tetapi juga dapat merusak lingkungan dan juga merugikan kesehatan manusia.

"Petani harus membiasakan menggunakan pupuk yang ramah lingkungan," katanya.

Ia memberi contoh penanganan tanaman padi yaitu dengan mencacah jerami yang sudah dipanen, lalu disebarkan kembali pada lahan tanaman sebagai imunitas.

"Jadi, gunakanlah prinsip `sehat tanaman sehat lingkungan`," katanya.

Klinik Tanaman IPB, katanya, menerapkan prinsip itu yang merupakan pengendalian penyakit untuk menyehatkan tanaman, dan juga menyehatkan lingkungan.

Kamis, 10 November 2011

Sesi 1 Seminar 3rd Greenbase

Sabtu, 5 November yang lalu telah dilaksanakan Seminar 3rd Greenbase yang berlangsung di Auditorium Toyib Hadiwijaya. Acara ini dimulai pada pukul 08.00 – 13.00 dan dihadiri kurang lebih 200 peserta. Seminar 3rd Greenbase kali ini bertemakan “Green Economy, Green Environment and Economic Growth” dan dibagi menjadi 2 sesi. Seminar 3rd Greenbase ini dibuka dengan penampilan bermain kecapi oleh Genyas Katalinga yaitu mahasiswi ESL 46. Pada sesi pertama (Green economy) menghadirkan Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M. Si (Guru besar FEM IPB), Bapak Faroby, Kak Faisal (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan dimoderatori oleh Gustav Aulia (Presenter RCTI), pada sesi pertama ini para peserta begitu antusias untuk mengetahui apa Green Economy, maksud dari Green Economy, dampak positif dari Green Economy yang dijelaskan oleh Bapak Akhmad Fauzi, walau beliau hanya menjelaskan selama 20 menit namun begitu banyak pertanyaan yang muncul dari para peserta.

Pada sesi 2 (Green Industry) menghadirkan pembicara M. Fattah Wiyatna, beliau ialah penemu Biomethagreen dan dimoderatori oleh Ka Ellen Paulina Hutagaol yaitu Mapres dari Departemen ESL. Seminar 3rd Greenbase ini juga menghadirkan penampilan akustik Band The Mosquitoez yang membawakan 4 lagu. Selain seminar dan penampilan dari The Mosquitoez terdapat pula 7 buah doorprize. Acara ini ditutup dengan pengumuman pemenang fotografi. Seminar 3rd Greenbase ini mendapat sambutan positif dari para mahasiswa FEM, D3 IPB, dan mahasiswa pascasarjana dilihat dari antusiasme mereka untuk menghadiri seminar 3rd Greenbase ini.

Rabu, 26 Oktober 2011

Econic, Peduli Lingkungan lewat Fashion



Econic merupakan sebuah ajang yang digagas Yayasan Enviloka untuk mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan ramah lingkungan lewat pemakaian busana. Acara ini dilaksanakan tanggal 22-23 Oktober kemarin di Pacific Place, Jakarta.

"Sebagai anak muda, kami ingin berkontribusi terhadap lingkungan dan fesyen menjadi basisnya," tutur Futri Zulya selaku Ketua Yayasan Envilolka saat konferensi pers "Econic". GAYA hidup hijau bisa dituangkan lewat berbagai cara. Selain aktivitas yang bersifat teknis, mengusung ramah lingkungan lewat busana menjadi salah satu caranya.

ECONIC :

Environment Sustainability (Keberlangsungan Lingkungan Hidup) : Upaya proses perlindungan biosfer dan keanekaragaman hayati sekaligus memajukan pembangunan sosial-ekonomi manusia.

COmmunity-Creative (Komunitas Kreatif) : Mengkampanyekan gagasan fesyen ramah lingkungan dalam gaya masa kini melalui penciptaan suatu komunitas masyarakat yang kreatif dan menjadi contoh untuk masyarakat sekitar.

Natural Product (Produk-Produk Alami) : Aplikasi penggunaan produk-produk berbahan dasar alami dan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Inspire (Menjadi Inspirasi) : Gaya hidup tetap menjadi salah satu faktor penting yang membentuk perilaku manusia. Melalui acara ECONIC, diharapkan masyarakat sekitar dapat terinspirasi oleh tren fesyen ramah lingkungan yang turut menyelamatkan bumi dan lingkungan hidup.

Charity (Kegiatan Amal ) : Melakukan kegiatan positif dan mencegah perilaku manusia yang ceroboh dengan mendidik, memberi contoh dan menjadi panutan melalui program-program amal.



Sumber : ECONIC

Rabu, 05 Oktober 2011

Buletin REESA Edisi Bulan September

Hey Envirangers! bagi kalian yang belum sempat membaca Buletin REESA Edisi September kalian dapat mengunduhnya disini :)

Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan IPB

Indonesia merupakan daerah yang rentan terdahap perubahan iklim dan juga berpotensi memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi GRK. Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim yang diwakili oleh Asisten Deputi Urusan Mitigasi dan Pelestarian Fungsi Atmosfir dalam sambutan Simosium Penelitian Perubahan Iklim pada tanggal 3 Oktober 2011 di IPB International Convention Center, Bogor. Disampaikan juga bahwa sudah banyak peneliti Indonesia baik dari kalangan pemerintah, akademisi maupun organisasi non-pemerintah melakukan kajian ilmiah terkait kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Namun demikian masih belum termanfaatkan secara optimal dan belum mengakomodasi dengan baik berbagai persoalan mendasar dan mendesak yang dibutuhkan untuk mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim ini.

Simposium hasil kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Institut Pertanian Bogor ini dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya N, M.Eng selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) - IPB dalam sambutannya disampaikan bahwa perumusan solusi pemasalahan perubahan iklim yang komplek dari hulu ke hilir, baik untuk kegiatan mitigai maupun adaptasi merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan kerjasama multidisiplin antar peneliti serta harus melibatkan peran pemerintah dan para stakeholder.

Disamping dalam rangka mengkristalkan bentuk forum ilmiah yakni IPCC_indonesia, agenda Simposium ini juga mempresentasikan kegiatan riset dan kajian ilmiah serta beberapa seleksi hasil penelitian IPB terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim selama lima tahun terakhir.

Dalam Sesi I terkait dengan kegiatan riset dan kajian ilmiah disajikan beberapa paparan antara lain :
1. Kegiatan riset IPB untuk mendukung pembangunan sistem pertanian yang tahan terhadap pemanasan global dan perubahan iklim (Dr. Rini Hidayati);
2. Aspek sosial dan kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan mitigasi dan adaptasi di daerah (Dr. Lala Kolopaking);
3. Kajian ilmiah perubahan iklim dan hubungan dengan kejadian iklim ekstrim di Indonesia (Dr. Akhmad Faqih).

Sedangkan pada Sesi Penelitian terkait Adaptasi Perubahan iklim dipresentasikan : (1) Teknologi Pengelolaan Air Hujan di Perkebunan Kelapa Sawit sebagai upaya adaptasi perubahan iklim (Prof Dr. Handoko); (2) Pengelolaan Dampak perubahan iklim global terhadap perikanan (Dr. Sulistyono dkk); (3) Strategi Pengendalian hama dan penyakit tanaman akibat perubahan iklim (Dr. Suryo Wiyono) dan (4). Pengembangan sekolah lapang iklim dalam mendukung petani menghadapi masalah pemanasan global dan perubahan iklim (Prof. Rizaldi Boer).

Sesi terakhir disampaikan hasil pelitian terkait dengan Mitigasi Perubahan iklim yakni : (1) Dampak Ekonomi makro pelaksanaan kegiatan mitigasi perubahan iklim pada lahan gambut (Dr. Lukytawati Anggraeni); (2). Peran lautan Indonesia sebagai rosot GRK? (Dr. Aryo Damar); (3). Teknologi peningkatan produktivitas ternak ruminansia yang rendah emisi (Dr. Suryahadi, Dr. Idat G Permana); dan (4) Teknologi Pengelolaan Tata Air di Lahan Gambut untuk menekan emisi GRK (Prof. Dr. Budi Indra).

Diskusi ditutup dengan pemantapan model IPCC Indonesia yang terdiri dari (i) Komite Pengarah, (ii) Kelompok Kerja, dan (iii) Sekretariat. Kelompok Kerja tidak bersifat mutlak dan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan, dimana dalam Kelompok Kerja ini terdiri dari para pakar dan praktisi yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, perhimpunan profesi, ikatan tenaga ahli, asosiasi pengusaha, asosiasi pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah. Luaran yang diharapkan dari Kelompok Kerja ini adalah (i) Laporan Sintesis (Synthesis Report), (ii) Laporan Khusus (Special Report) dan (iii) Laporan Teknis yang merupakan tambahan terhadap laporan sistesis atau khusus. Laporan Sintesis merupakan luaran kunci dari forum ini yang akan bermanfaat khususnya bagi pembuat kebijakan. Laporan Khusus berisikan hasil analisis dan kajian yang mendalam terhadap masalah tertentu terkait dengan inventarisasi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Agenda selanjutnya akan diadakan Simposium serupa bekerjasama dengan Universitas Mulawarman yang direncanakan pada tanggal 18 Oktober 2011 di Samarinda dan sebagai puncak acara rangkaian agenda di tahun 2011 ini, akan dilaksanakan agenda National Summit Meeting on Climate Change yang direncanakan di Bali pada tanggal 25 Oktober 2011. Diharapkan pada acara Summit Meeting ini dapat diperoleh kesepakatan penyusunan Workplan 2012 – 2015 sesuai dengan perkembangan isu strategis perubahan iklim.


Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup

Senin, 26 September 2011

3rd Greenbase


Greenbase merupakan acara berbasis lingkungan terbesar di Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan. For the 3rd Greenbase, terdapat 2 macam lomba yang dapat diikuti oleh siswa SMA dan Mahasiswa IPB, yaitu Lomba Fotografi dan Lomba esai. For more information klik websitenya 3rdGreenbase or follow the twitter @3rdgreenbase. Thankyou! :)

Selasa, 20 September 2011

TUNZA 2011: Forum Anak & Pemuda Ramah Lingkungan

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama United Nations Environmental Programme (UNEP) menyelenggrakan TUNZA International Children and Youth Conference On the Environment 2011 pada tanggal 27 September – 1 Oktober 2011 di Bandung. Konferensi TUNZA merupakan Konferensi International yang diikuti oleh anak- anak (10-14 tahun) dan pemuda (15-25 tahun) dari seluruh negara dan diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. Tujuan konferensi ini adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran generasi muda dunia akan pentingnya Green Economy/Green Lifestyles, Forests, Sustainable Consumption and State of the Global Environment. Diharapkan akan tumbuh rasa kepedulian yang tinggi untuk lingkungan hidup melalui proses edukasi, kerjasama dan pertukaran informasi. Hasil dari kegiatan ini akan berupa deklarasi yang akan dinamakan DEKLARASI BANDUNG dan menjadi masukan United Nations Conference on Sustainable Development ”Rio+20″, sebagai posisi Generasi muda dunia untuk RIO +20 Pembangunan Berkelanjutan.


Program TUNZA bertujuan untuk menyediakan informasi dan instrumen bagi generasi muda tentang bagaimana “treat mother earth with care” and how to act for a better world. TUNZA berasal dari bahasa Kiswahili yang berarti “treat with care or affection” (untuk lebih jelasnya dapat dilihat dihttp://unep.org/tunza dan http://www.tunza2011.unic-jakarta.org)

Dalam Konferensi Pers ini, Menteri Negara lingkungan Hidup, Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS. menekankan “Generasi muda merupakan kunci bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Mereka akan menjadi pemimpin dunia yang akan memperjuangkan keberlanjutan bumi yang satu ini. Semua itu dimulai dari gaya hidup yang ramah lingkungan seperti menanam dan memelihara pohon, hemat listrik, bersepeda serta memilah sampah. Upaya kolektif tersebut dengan didukung tataran kebijakan yang pro lingkungan hidup akan menjadi implementasi konsepsi ekonomi hijau sebagai penopang utama pembangunan berkelanjutan”.

Konferensi ini akan dihadiri oleh 1500 orang yang berasal dari 180 negara. Ini menjadi salah satu strategi diplomasi lingkungan hidup khususnya dalam mempersiapkan generasi muda untuk memimpin dunia di bidang lingkungan hidup. Konferensi ini rencananya akan dihadiri figur publik internasional, yaitu Samuel Eto’o, Jackie Chan, Yan Athur Bertrand dan Maria Sharapova.

Dalam rangkaian Konferensi Tunza ini, Taman Hutan Raya Juanda di Babakan Siliwangi Bandung akan dicanangkan sebagai World City Forest yang diharapkan dapat menjadi monumen yang akan mengingatkan pentingnya keberlanjutan lingkungan hidup. Pencanangan ini diharapkan menjadi preseden yang akan ditindaklanjuti di setiap acara Tunza.


Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup

Minggu, 18 September 2011

Bank Sampah Hasilkan 9 Juta Per Bulan

Kepala daerah diminta berperan aktif mensukseskan program Bank Sampah. Program tersebut adalah salah satu program pemerintah untuk mengurangi volume sampah yang kian meningkat tiap tahun. Pemerintah menargetkan penurunan volume sampah sebesar tujuh (7) persen tiap tahun.

“Hal tersebut adalah sangat penting. Mengingat target kebijakan nasional Kementerian Lingkungan Hidup dalam pengelolaan sampah adalah mengurangi jumlah timbunan sampah dan mengolah sampah sebesar tujuh persen per tahun,” kata Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Bank Sampah di Hotel Plaza, Yogjakarta, kemarin (12/09).

Dilanjutkan Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) itu, Bank Sampah adalah salah satu strategi penerapan pemilahan dalam upaya pembatasan sampah yang merupakan bagian penting dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat dengan pola insentif. Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa sosial (social engineering) untuk mengajak masyarakat memilah sampah.


Melalui bank sampah, akhirnya ditemukan satu solusi inovatif untuk membiasakan masyarakat memilah sampah. Dengan menyamakan sampah serupa uang atau barang berharga yang dapat ditabung, masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan anak-anak. Akhirnya masyarakat terdidik untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilainya sehingga mereka mau memilah sampah yang pada gilirannya akan membatasi timbulan sampah. Dengan mengembangkan Bank Sampah menumbuhkan perekonomian kerakyatan.

Sebagai ilustrasi, perputaran nilai ekonomi terhadap peningkatan ekonomi kerakyatan khususnya bagi rumah tangga yang dihasilkan dari pengembangan “Dalam sebuah bank sampah perputaran nilai ekonomi berkisar sebesar 750 ribu sampai dengan 1 juta rupiah per bulan. Maka dalam 1 tahun dapat dihasilkan nilai sebesar 9 juta rupiah.”

Target Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sampai dengan tahun 2014 akan membantu daerah mengembangkan Bank sampah di 250 kota di Indonesia dengan jumlah bank sampah sebanyak 25 bank sampah setiap kotanya. “Dengan demikian maka akan diperoleh nilai Perputaran Nilai Ekonomi dari Bank Sampah sebesar 50,6 Milyar rupiah per tahun, penyerapan tenaga kerja kurang lebih sebanyak 50 ribu tenaga kerja, seorang ibu rumah tangga dapat mempunyai penghasilan tambahan sampai dengan 350 ribu rupiah per bulan. Petugas Bank Sampah dapat memperoleh penghasilan tambahan antara 100 ribu sampai dengan 400 ribu rupiah per bulan serta dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dalam Rakernis Bank Sampah ini, sejumlah kepala daerah tampak hadir serta melakukan MoU dengan KLH tentang Bank Sampah. Sebut saja diantaranya yakni Gubernur DIY Sultan Hamengkubowono X yang diwakili sekretaris daerah, Walikota Tangerang Wahidin Halim, Walikota Yogjakarta Haryadi Suyuti, Walikota Batam Ahmad Dahlan, Walikota Bandar Lampung Herman HN, Walikota Bogor Diani Budiarto, Walikota Palembang Eddy Santana Putra, dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

KLH menggandeng serta bekerjasama bersama mitra kerja KLH. Seperti dengan berkordinasi bersama dengan Kementerian BUMN serta perusahaan-perusahaan Negara dalam Program Kemitraan Bina Lingkungan. Seperti PT Perusahaan Gas Negara, PT Garuda Indonesia, dan PT Mittran Grup.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah R Sudirman mengatakan, "Rakernis Bank Sampah ini merupakan kali pertama dilaksanakan. Dalam Rakernis Bank Sampah ini, akan dibahas sejumlah persoalan. Seperti visi, misi, tujuan dan program kerja Bank Sampah serta Gerakan 3R (Reduce, Reuse, dan Recyle) di Indonesia". Selain itu, juga akan dirumuskan standar minimal pelaksanaan Bank Sampah dan Gerakan 3R.

Dikatakan, "rakernis ini harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif untuk mengelola sampah sedekat mungkin dari sumbernya. Dengan mulai memilah sampah, membatasi timbunan sampah. Sehinga pengelolan sampah yang berwawasan lingkungan hidup menjadi budaya baru di Indonesia,” katanya.

Saat ini, sejumlah daerah sudah memiliki Bank Sampah. Seperti di Padang, di Pacitan, dan di Yogjakarta. “Dalam waktu tidak lama lagi sejumlah daerah akan menyusul memiliki Bank Sampah,”.


Sumber : Tim Staf Khusus Menteri KLH

Kamis, 25 Agustus 2011

Kebakaran Hutan dan Lahan 2011

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta menegaskan, perlu hadirnya sebuah kesepahaman dan kesepakatan tentang definisi titik panas dan bagaimana cara menghitung akurat jumlah titik panas. “Perlu ada definisi bersama untuk membahas masalah tersebut,” buka Gusti Muhammad Hatta dalam Rakor tersebut, di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Selama ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan menggunakan data titik panas dari hasil pantauan satelit NOAA-ASMC. Sedangkan BMKG mendeteksi jumlah titik panas melalui teknologi Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) pada Satelit Terra. Tampak hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek, Kepala BMKG, Sri Woro, Kepala Bakorsurtanal, Asep Karsidi, dan sejumlah kepada daerah kabupaten dan kota Provinsi Kalimantan Timur.Dari data satelit NOAA-ASMC diketahui, jumlah titik api (hot spot) yang terdekteksi di Pulau Kalimantan hingga tanggal 21 Agustus 2011 berjumlah 2256. Titik itu tesebar di Kalimantan Barat berjumlah 728. Kalimantan Selatan 421 titik. Kalimantan Tengah 745 titik. Kalimantan Timur 362 titik. Jumlah titik api tertinggi terjadi pada tanggal 15 Agustus 2011 yakni 320 titik. Kabupaten Pulau Pisau di Kalimantan Tengah menjadi penyumbang terbanyak titik api pada tanggal tersebut yakni 40 titik.Gusti Muhammad Hatta dalam Rakor itu menekankan, cara yang paling efektif untuk menanggulangi bencana kebakaran lahan, pertama, diambilnya tindakan preventif. Sebagai contoh, dengan melakukan penyuluhan kepada pemilik kebun dan lahan tentang bahayanya membuka lahan dengan cara membakar hutan. Dengan begitu, pola pikir (mind set) para pemilik lahan dan petani lebih peduli kepada akibat yang ditimbulkan dengan cara membakar hutan. “Seperti munculnya ISPA dan transportasi. Dan cara ini tidak bisa dibiarkan (membakar).”Apabila hal itu dapat dilakukan, menurut Gusti Muhammad Hatta, volume Gas Rumah Kaca (GRK) dapat diturunkan hingga 14 persen. Soalnya, penyebab atau penyumbang tingginya volume GRK lantaran deforestasi—kegiataan penebangan hutan, dan kerusakan hutan. Kedua, lanjut Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) itu, melakukan kerjasama dan koordinasi dengan unsur masyarakat. Sebagai contoh, KLH membentuk 2 (dua) pilot project di Kalimantan Barat dan Riau dengan membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA). “Kita (KLH) bentuk MPA di Kubu Raya (Kalimantan Barat) dan di Bengkalis (Riau). Kita memberikan sejumlah bantuan alat pemadam api. Seperti pemberian pompa portable (bisa dibawa), selang, dan alat pembantu pencegah kebakaran”.Gusti Muhammad Hatta yakin, kebakaran hutan dan lahan dapat ditanggulangi apabila ada koordinasi antar pihak. Bila hal itu tidak dapat dilakukan maka bencana alam itu sangat sulit untuk diantisipasi. Ia mencontohkan pada jumlah titik api yang cenderung menurun di Kabupaten Kubu Raya dan Bengkalis. Hal itu disebabkan adanya peran masyarakat dalam menanggulangi bencana alam tersebut. “Koordinasi, maka akan turun, ini bisa, ternyata bisa diturunkan (jumlah titik panas)”. Dikatakan Gusti Muhammad Hatta, saat ini ada 6 (enam) provinsi yang kerap mengalami kebakaran lahan dan hutan. 4 (empat) ada di Pulau Sumatera, diantaranya yakni di Provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Sedangkan di Pulau Kalimantan ada 2 (dua) yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

Sumber : KLH

Minggu, 07 Agustus 2011

Save earth by banning plastic

Watch it, Guys! ;)
Plastic addiction is worse. Shoulda brought your own bag!



Minggu, 26 Juni 2011

Perempuan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Perempuan memiliki kedekatan emosional dengan alam, terutama perempuan yang tinggal di pedesaan. Para perempuan pedesaan sangat menggantungkan hidup mereka pada lingkungan atau alam sekitar untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Namun, dewasa ini banyak terjadi ekploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam di Indonesia. Hal ini berdampak pada semakin hilangnya akses dan kontrol perempuan terhadap sumber daya alam.



Sumber : WALHI

REESA 2010-2011

The leader

BPH

Public Relation (PR)

Corporate Social Responsibility (CSR)

Internal Development (ID)

Study, Research and Development (SRD)

Entrepreneurship (E-Ship)

All of us :)

Tahap akhir penghancuran sumberdaya air

Hak atas Air adalah Hak asasi Manusia. Dan oleh karena itu air adalah barang publik yang tidak boleh dimonopoli dan diprivatisasi. “Salah urus dan Privatisasi pengelolaan sumber daya air telah menyebabkan krisis Air bersih dan kekeringan di Indonesia. Sebuah Negara yang sebenarnya kaya akan sumber air bersih. Dari hulu hingga hilir, sungai sebagai tempat air mengaliri bumi dihancurkan. Hutan ditebangi seakan hanya komoditas. Pabrik-pabrik berdiri sepanjang sungai dan pantai agar mudah membuang limbah mematikan. Dan kota-kota dibangun tanpa peduli bahwa air punya siklus untuk menyerap masuk kedalam bumi. Kini, hanya tersisa sedikit sumber air bersih yang alami di pegunungan, yang keluar secara alami dalam bentuk mata air.

Setelah proses penghancuran berlangsung, akhirnya Air bersih menjadi barang langka yang menguntungkan untuk diperjual belikan. Bagi masyarakat, tidak ada pilihan selain membeli air. Tapi apa daya, Air yang di produksi oleh pabrik pengolahan Air Minum tidak cukup bersih untuk diminum walau namanya adalah Perusahaan Air Minum (PAM). sebuah ruang lebar yang disisakan agar berjamurnya tambang Air bersih yang menjual Air minum dalam Kemasan.

Dan Akhirnya, Air di eksploitasi secara besar-besaran langsung pada sumbernya, sumber air bersih terakhir, mata air di pegunungan. Apa yang akan terjadi jika sumber Air bersih terakhir hancur? Di Klaten dan Sukabumi, jejak-jejak kehancuran sudah terlihat nyata, kekeringan. Dan mereka saling lempar tanggung jawab sembari terus menyedot sumber air yang tersisa.

Aqua Danone adalah Perusahaan yang terbanyak menghisap air dan memanipulasi kesadaran akan pentingnya pelestarian sumber mata air. Saat ini Aqua Danone memiliki 14 Pabrik dan memonopoli puluhan mata air. Dari tahun 2001 hingga 2008, Aqua Danone telah menyedot lebih dari 30 Milyar liter dan menguasai 80% penjualan AMDK. Tak pernah cukup puas, Aqua Danone terus berusaha memonopoli sumber mata air tersisa. Padarincang di Serang Banten, dan Gekbrong di Cianjur Jawa Barat adalah dua daerah yang akan menjadi korban ekspansi Danone berikutnya.

Ayo Selamatkan Mata Air, sumber air bersih terakhir. Tolak ekspansi Pabrik Danone di Padarincang. Hentikan penghisapan Air Tanah untuk Pabrik AMDK. Nasionalisasi Pengelolaan PDAM dan jadikan air layak minum.


Sumber : WALHI

Jumat, 03 Juni 2011

Dark Side of The 15 World Company

Perusahaan besar dengan dana yang besar mampu melakukan apa saja, bisa jadi membawa kebaikan namun bisa juga malah membawa kerusakan. Sekarang mari kita lihat sisi gelap dari perusahaan-perusahaan ini:
  1. Cevron
Beberapa perusahaan minyak besar layak masuk daftar ini, tetapi Chevron paling layak mendapat tempat khusus. Antara tahun 1972 sampai 1993, Chevron(kemudian Texaco) menumpahkan 18 miliar galon air beracun ke hutan hujanEkuador tanpa perbaikan apapun, menghancurkan mata pencaharian petani lokaldan membuat sakit penduduk asli. Chevron juga telah melakukan banyak polusi di sini di Amerika Serikat: Pada tahun 1998, Richmond, California menggugatChevron atas kelalaian dalam prosedur pengolahan air limbah dan mencemaripasokan air lokal, begitu pula di New Hampshire pada tahun 2003. Chevronbertanggung jawab atas kematian beberapa orang Nigeria yang memprotesperusahaan itu atas polusi dan eksploitasi di Delta Nigeria. Chevron membayarmilisi lokal, yang dikenal atas pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia,meredam protes, dan bahkan memasok mereka dengan helikopter dan perahu.Militer menembaki warga dan membakar desa mereka sampai habis.

2. DeBeers

secara tidak langsung mendanai gerakan gerilya kekerasan di Angola,Sierra Nevada, dan Kongo dengan membeli "berlian berdarah". Di Botswana, DeBeers telah disalahkan untuk "membersihkan" lahan yang akan ditambangberlian - termasuk pemindahan paksa masyarakat adat yang telah tinggal di sanaselama ribuan tahun. Pemerintah diduga ikut memotong pasokan air suku itu, beserta ancaman, penyiksaan dan bahkan hukuman gantung bagi yang melawan

3. Tyson

Apa kesalahan Tyson? Tyson telah membiarkan daging sapi tercemar bakteri e colli untuk memasukkan dalam pasokan makanan. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa ayam Tyson adalah unggas yang paling banyak salmonella-and-campylobactor dari semua pemasok utama. Seakan itu tidak cukup kotor,Tyson telah digugat berulang kali atas membuang limbah ilegal yang tidak diolahke suplai air Tulsa's, setelah mereka digugat pertama kalinya, mereka hanyamembayar denda dan terus bekerja seperti semula. Tyson telah membuat orangsakit dengan amonia dari peternakan pabrik mereka. Tyson juga terkenal karenasengaja mempekerjakan imigran gelap dan bahkan telah dituduh terlibat perdagangan manusia untuk memasok perusahaan dengan tenaga kerja murah.

4. Phillip Morris
adalah produsen rokok terbesar di AS. Rokok diketahuimenyebabkan kanker pada perokok, serta cacat lahir pada anak-anak yang belum lahir jika sang ibu merokok saat hamil. Asap rokok mengandung 43 bahankarsinogen yang dikenal dan lebih dari 4.000 bahan kimia, termasuk karbon monoksida, formaldehida, hidrogen sianida, nikotin, amonia dan arsen. Nikotin, zat kimia psikoaktif utama dalam tembakau, telah terbukti secara psikologis adiktif.Merokok meningkatkan tekanan darah, mempengaruhi sistem saraf pusat, dan menyempitkan pembuluh darah

5. Haliburton
Setiap perusahaan yang memiliki Dick Cheney sebagai CEO telah menjadi jahat.Haliburton, perusahaan ladang minyak besar, mendapat keuntungan besar waktuinvasi AS ke Irak saat Cheney memanggil anak buahnya untuk memadamkansumur minyak yang terbakar - dan untuk "membantu" kementerian minyak Irakmemompa dan mendistribusikan minyak. Haliburton juga telah terlibat dalamtumpahan minyak yang tak terhitung jumlahnya, termasuk bencana BP tahun 2010.

6. Coca Cola
membuat kehancuran di India, di mana pabrik-pabrik Coca Cola menggunakan hingga satu juta liter air per hari, meninggalkan puluhan ribu warga setempat kekeringan selama bulan-bulan musim kemarau. Kemudian pabrikmembuang limbah tidak benar, mencemari apa pun air yang tersisa. Sebuahgugatan pada tahun 2001 menuduh Coca Cola mempekerjakan paramiliter diColumbia untuk menekan serikat pekerja di pabrik Cola sana melalui intimidasi,penyiksaan dan pembunuhan.

7. ExxonMobil
mungkin paling dikenal karena tumpahan minyak Exxon Valdez 1989yang mengakibatkan 11 juta galon minyak mencemari Prince William Sound. Tapimereka juga telah bertanggung jawab atas tumpahan minyak besar di Brooklyndan membantu menurunkan populasi paus abu-abu Rusia yang terancam punahkarena pengeboran di habitat aslinya. The Political Economy Research Institute memberi ExxonMobil peringkat keenam di antara perusahaan yang menghasilkanpolusi udara di Amerika Serikat. Penyangkalan Exxon Mobil tidak dengan membersihkan kekacauannya, tetapi malah mendanai penelitian ilmiah yangmenyangkal pemanasan global.

8. Monsanto
Daftar kejahatan Monsanto termasuk menciptakan "benih terminator" yang menciptakan tanaman yang tidak pernah berbuah atau berbunga sehingga petaniharus membeli bibit baru secara tahunan, melobi untukmenghapus label "Bebas Hormon" dari label susu bayi dan pengganti susu (bovine hormon pertumbuhandiyakini menjadi akselerator kanker) serta berbagai pelanggaran lingkungan dankesehatan manusia yang terkait dengan penggunaan racun Monsanto - yang paling terutama "Agen Oranye." Antara 1965 dan 1972, Monsanto telah membuang ribuan ton limbah beracun di Inggris. Menurut Badan Lingkungan Hidup bahan kimia tetap mencemari air tanah dan udara walaupun setelah 30tahun setelah mereka dibuang. Negara bagian Alabama juga menggugatMonsanto karena selama 40 tahun membuang merkuri dan PCB ke dalam anak sungai setempat.

9. Nestle
terlibat deforestasi besar-besaran di Borneo - habitat orangutan terancam punah - untuk tumbuhan kelapa sawit, dan membeli susu dari peternakan ilegal.Nestle juga membuat sengketa dengan ahli lingkungan untuk klaim konyol nyabahwa air botol adalah "eco-friendly" ketika sebaliknya adalah benar. Nestlemendesak ibu di negara-negara dunia ketiga untuk menggunakan susu bayimereka, sebagai pengganti ASI, tanpa memperingatkan mereka dari pengaruhnegatif yang mungkin timbul.

10. British Petroleum
Siapa yang bisa melupakan ledakan anjungan minyak tahun 2010 di Pantai Telukyang menewaskan 11 pekerja dan ribuan burung, penyu laut, lumba-lumba danhewan lainnya, dan secara efektif menghancurkan perikanan dan industripariwisata di wilayah ini? Ini bukan kejahatan pertama BP terhadap alam. Bahkan,antara Januari 1997 dan Maret 1998, BP bertanggung jawab atas 104 tumpahanminyak. Tiga belas pekerja rig tewas tahun 1965 selama satu ledakan, 15 dalamledakan 2005. Juga pada tahun 2005, sebuah feri yang membawa pekerja minyakBP jatuh, menewaskan 16 orang. Pada tahun 1991, EPA mengutip BP sebagaiperusahaan yang paling polusi di Amerika Serikat. Pada tahun 1999, BP dituduh membuang limbah beracun di Alaska, kemudian pada 2010 atas kebocoranbahan berbahaya beracun ke udara di Texas. Pada bulan Juli 2006, petaniKolombia memenangkan penyelesaian dari BP setelah mereka menuduhperusahaan memanfaatkan pemerintah paramiliter Kolombia melindungi pipa Ocensa.